Dalambuku " Berani Tidak Disukai ", kita akan menemukan jawabannya yang secara garis besar menyatakan bahwa hidup bahagia itu bukanlah hal yang sulit asalkan kita mampu mengubah pola pikir, dan membuang hasrat ingin diakui karena ingin mendapatkan pujian, serta bekerja demi kepentingan umum. Kunci utama untuk meraih semuanya adalah keberanian. Perpustakaanonline gratis, menyediakan berbagai buku online gratis, baca buku favoritmu sekarang. perpus - Memajukan UKM Indonesia. berani tidak disukai 1755x 351 hal. berani tidak disukai (1755 x dilihat) Bagikan: BeraniTidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara seorang filsuf dan seorang pemuda. Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya Vay Tiền Trįŗ£ Góp Theo ThĆ”ng Chỉ Cįŗ§n Cmnd. Judul Berani Tidak Disukai Genre Self Improvement Penulis Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga Penerjemah Agnes Cynthia Bahasa Indonesia Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit 9 September 2019 Jumlah Halaman 352 halaman Berat Buku Kg Lebar Buku 14 Cm Panjang Buku 21 Cm ISBN 9786020633213 Harga Buku Rp Deskripsi Buku Membaca buku ini bisa mengubah hidup anda. Jutaan orang sudah menarik manfaat darinya, dan sekarang adalah giliran anda. Berani Tidak Disukai, yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan. Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih? Berani Tidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara seorang filsuf dan seorang pemuda. Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain. Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda. Sinopsis Buku Berani Tidak DisukaiReview Buku Berani Tidak DisukaiManusia Tidak Dikendalikan oleh Masa laluKebahagiaan dimulai dari Cara Kita Mencintai Diri Kita SendiriSemua Persoalan adalah Tentang Hubungan Interpersonal yang Muncul dari dalam Diri SendiriTemukan Kebahagiaan Melalui Kemampuan Menerima Diri dan KeberanianKelebihan dan Kekurangan Buku Berani Tidak DisukaiKelebihanKekuranganKesimpulan Buku Berani Tidak DisukaiBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Buku Self Improvement Berani Tidak Disukai yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagian yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan. Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih? Buku ā€œBerani Tidak Disukaiā€ menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Alder, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud seorang filsuf dan seorang pemuda. Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain. Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin berlaku bagi diri-Mu. Review Buku Berani Tidak Disukai Buku ini akan mengungkapkan sebuah kekuatan terpendam dalam proses meraih kebahagiaan hakiki, dimana sebuah kebahagiaan merupakan sesuatu yang kalian pilih. Terdapat teori di dalam buku ini, seperti contohnya teori Alfred Alder yang merupakan satu dari tiga psikolog termuka pada abad ke 19 yang akan membicarakan dalam menentukan sebuah kebahagiaan akan dijawab dengan sederhana di dalam buku karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga ini. Manusia Tidak Dikendalikan oleh Masa lalu Dimana di dalam buku ini akan dipaparkan teori psikologi dari Adler yang menjelaskan bahwa trauma secara definitif tidak diterima dan jelas hal ini bertentangan dengan pandangan psikologi Freud yang menganggap bahwa ā€œluka batinā€ seseorang merupakan trauma yang menyebabkan ketidakbahagiaannya di masa saat ini. Teori Adler ini menolak alasan dari trauma tersebut dan mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman yang secara khusus menyebabkan sebuah keberhasilan maupun kegagalan dari seorang individu. Dan tidak berarti bahwa terjadi suatu ā€œpengalamanā€ trauma seperti layaknya sebuah insiden atau perlakuan yang kejam di saat kanan-kanak tidak memberikan pengaruh dari terbentuknya kepribadian seseorang justru dipercaya akan mempengaruhi kekuatan seseorang. Tetapi yang ingin ditegaskan disini adalah tidak ada yang benar-benar ditentukan dari pengaruh tersebut. Kita tidak ditentukan oleh pengalaman hidup kita, hidup kita tidak ditentukan oleh pengalaman hidup kita. Yang menjadikan sebuah persoalan tidak selalu ā€œapa yang terjadiā€ namun ā€œbagaimana menyikapinyaā€. Masa lalu tidak bisa kita ubah apalagi kembali kemasa itu. Jika kita terus menerus memikirkan atau bahkan tinggal di lubang masa lalu kita, kita akan terikat oleh masa lalu dan jauh dari kebahagiaan yang ada di depan. Kehidupan ini tidaklah hal mudah untuk dijalani dan jika kita memilih untuk tetap hidup di masa lalu kita akan sulit untuk mengambil langkah ke depan untuk menuju kehidupan yang maju dan efektif di dalam hidup ini. Kebahagiaan dimulai dari Cara Kita Mencintai Diri Kita Sendiri Kita akan jauh dari ā€œkebahagiaanā€ jika kita terlalu fokus dalam mengagumi orang lain dan kehidupannya dan ingin memiliki kehidupan seperti orang tersebut, kita tidak akan merasakan kebahagiaan pada diri kita sendiri dan akan selalu fokus dengan kehidupan orang lain tersebut dan tetap ingin menjadi dirinya. Jika kita belum mencintai diri kita sendiri dengan apa adanya kita tidak akan merasakan ā€œkebahagiaanā€ kita perlu mencintai diri kita sendiri. Jika dirasa dari kita ada hal yang kurang disukai mungkin kita bisa merubah itu dengan hal yang membuat kita senang, namun merubah disini berbeda dengan merubah diri kita agar sama dengan orang lain. Jika kita terus berharap bisa terlahir dengan pribadi yang bukan diri kita, kita sama saja berharap untuk menjadi orang lain dan membuang diri kita sendiri. Namun jika ditelaah memang di kehidupan ini akan sulit untuk menemukan seseorang yang bangga dengan menunjukan kebahagiaannya pada dirinya sendiri namun setidaknya mereka tidak merasa ingin menjadi orang lain dan menerima dirinya sendiri dengan apa adanya, dan hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk menuju ā€œkebahagiaanā€. Di kehidupan ini memang tidak semua orang dilahirkan dengan kondisi yang baik dan makmur, ada pula mereka yang terlahir tidak beruntung dengan segala kekurangan yang dimiliki. Kesenjangan ini adalah realitas di dunia ini. Namun buku ini tidak memperkarakan mengenai keadaan kehidupan seseorang yang dilahirkan dengan keadaan yang tidak membahagiakan atau berakhir pada situasi yang tidak membahagiakan. Dimana hal itu disebabkan oleh kita yang menilai bahwa ā€œmenjadi tidak bahagiaā€ baik untuk kita. Sebuah teori psikologi Adler yang merupakan psikologi keberanian, dimana ketidakbahagiaan tidak bisa disalahkan dari masa lalu ataupun lingkungan sekitar atau karena kemampuan yang tidak kita miliki. Kita hanya ā€œkurangā€ dalam membangun keberanian untuk menuju kebahagiaan an ketika kita mencoba untuk mengubah arah kehidupan, keberaniaan kita akan diuji disana. Karena sebelumnya kita berpikir bahwa kehidupan yang kita miliki saat ini adalah sebuah praktis sehingga lebih muda untuk membiarkan kehidupan kita dengan apa adanya. Jika kita masih saja berasumsi kalo kita bisa menjadi orang lain kita bisa menjadi bahagia atau dengan berkata ā€œanda saja ini terjadiā€ sekali lagi itu tidak akan membuat kita bahagia. Kata-kata tersebut akan menjadi stimulus bagi kita untuk tidak merubah, karena itu kita harus mengambil sebuah keputusan untuk menghentikan ini. Semua Persoalan adalah Tentang Hubungan Interpersonal yang Muncul dari dalam Diri Sendiri Melalui cara teoritis Adler menegaskan bahwa semua persoalan mengenai hubungan interpersonal disebabkan oleh manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial ya pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan terus saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan segala macam perbedaan yang dimiliki masingā€ manusia. Kebanyakan orang yang merasa dirinya tidak memiliki kelebihan sedikitpun dan kelebihan tersebut tidak ada dalam dirinya merasakan bahwa dirinya sangat rendah dan tidak memiliki kepercayaan diri dan selalu merasa pesimis terhadap suatu hal dan selalu merasa khawatir terhadap pandangan orang lain. Karena hanya fokus dalam memperhatikan kekurangan kita menjadi tidak melihat hal-hal kelebihan dalam diri kita, hal ini dinamakan perasaan ā€œinferiorā€ yang dimana seseorang merasa diri tidak sebaik orang lain dan selalu memandang dirinya dengan ā€œukuranā€ orang lain, merasa diri rendah dan muncul rasa minder yang berlebihan. Jika perasaan inferior ini terlalu kuat maka kita akan memandang diri kita negatif. Menurut Adler perasaan inferior ini bisa menjadi pemicu seseorang untuk bekerja keras dan akan menjadi ā€œcambukā€ serta ā€œmotivasiā€ dalam mencapai tujuan utama yaitu kualitas diri yang semakin baik. Hidup Bukan Untuk Mendapat Pengakuan dari Orang Lain Teori ini dipaparkan oleh Adler untuk mengikari kebutuhan dalam mencari pengakuan dari orang lain, dalam proses mendapat pengakuan dari orang lain jelas menggembirakan namun hal yang salah jika menganggap bahwa suatu pengakuan merupakan suatu hal yang perlu dirasakan dan didapatkan terus menerus. Teori dari psikologi Adler ini sangatlah kritis terhadap pendidikan dengan metode reward dan punishment. Melalui bentuk dari cara berpikir inilah yang membentuk cara berpikir yang keliru bahwa ā€kalau tidak ada yang memujiku, aku tidak akan mengambil tindakan yang tepat. Dan kalau tidak ada yang menghukumku, aku juga akan terlibat pada tindakan yang tidak tepat.ā€ kita tidak perlu memuaskan ekspektasi semua orang dalam melakukan sesuatu, karena bila itu terus dilakukan kita tidak akan memiliki keyakinan terhadap diri kita sendiri. Yang kita bisa lakukan dengan hidup kita sendiri dengan memilih jalan terbaik dari diri kita sendiri, dengan menjalani prinsip kira sendiri meskipun dengan ā€œresikoā€ tidak disukai oleh orang-orang sekitar. Dengan keberanian tersebut dengan tujuan perjalanan menuju diri sendiri yang sesuai dengan prinsip hidup kita dan juga mencakupi keberanian untuk tidak disukai orang-orang. Temukan Kebahagiaan Melalui Kemampuan Menerima Diri dan Keberanian Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, manusia tidak bisa memastikan hal-hal di dunia ini yang bisa di ubah dan hal-hal yang tidak bisa diubahnya. Manusia tidak bisa mengubah apa dirinya dilahirkan, namun dengan kekuatan diri sendiri kita sebagai manusia bisa berupaya mengubah cara hingga pemanfaatan hal-hal tersebut. Hal ini dalam teori Psikologi Adler menyebutnya dengan istilah ā€œkepasrahaan positifā€ dimana kita sebagai manusia perlu untuk fokus dengan apa yang bisa di ubah daripada berfokus pada apa yang tidak bisa diubah dan menerima diri sendiri apa adanya dan mengubah hal yang bisa untuk di ubah hal ini disebut dengan penerimaan diri. Melalui konsep ini jika dihubungkan dengan urusan keyakinan dalam beragama, kita bisa memohon kepada yang di atas Tuhan yang Maha Esa agar diberikan kedamaian dan penerimaan diri terhadap segala hal yang bisa diubah maupun tidak bisa diubah karena kebanyakan dari kita tidak kekurang ā€œkemampuanā€ namun lebih kekurangan ā€œkeberanianā€. Jika seseorang bener-bener memiliki perasaan berkontribusi, seseorang tidak lagi membutuhkan pengakuan dari orang lain disekitarnya karena seseorang tersebut sudah memiliki suatu kesadaran yang sesungguhnya bahwa dirinya berguna tanpa perlu mengeluarkan upaya lebih agar diakui oleh orang lain. Kelebihan dan Kekurangan Buku Berani Tidak Disukai Kelebihan Buku karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga ini memiliki alur cerita yang sangat baik Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga dalam menyampaikan cerita ini dan tidak lupa dengan kata-kata mutiara yang ditulis dalam buku ini sangatlah menarik dan tidak membosankan Kekurangan Topik yang disampaikan oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga terkesan sekedar lewat saja dan kita tidak diajak menyelam lebih dalam, alur cerita buku ini cepat sehingga kita pembacanya harus membaca setidaknya dua kali ketika membacanya agar dapat mengerti dan diingat oleh pikiran. Kesimpulan Buku Berani Tidak Disukai Hidup kita tidak ditentukan oleh kehidupan kita di masa lalu, namun dari hal-hal yang kita berikan di masa lalulah serta pengalaman-pengalaman baik maupun buruk itulah yang menentukan bagaimana kita saat ini. Kebahagiaan diciptakan dan hadir dari cara kita mencintai diri kita sendiri, kebanyakan orang tidak bahagia karena menganggap dirinya akan merasa lebih bahagia jika dirinya menjadi seperti orang lain yang terlihat baik. Setiap individu perlu memiliki hubungan interpersonal dan jika mereka tidak mampu memiliki ā€œhubunganā€ tersebut akan menjadi sebuah persoalan di kedepannya. Kita memiliki hidup yang tidak diciptakan untuk harus ā€œmemuaskanā€ ekspektasi orang lain. Jika hidup dengan tujuan untuk mencapai ekspektasi orang lain terus menerus kalian akan kehilangan keyakinan pada diri kalian sendiri dan hal itu sangat buruk. Kita akan menemukan kebahagiaan kita sendiri disaat kita dapat menerima dan mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu, ditambah dengan kehadiran kita dapat memberikan kontribusi untuk lingkungan sekitar. Nah, itulah review buku Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi Dan Fumitake Koga mengenai apa yang kita harus lakukan untuk menemukan kebahagiaan diri kita, tanpa harus mengikuti atau menjadi orang lain demi mencari kebahagiaan itu Grameds. Seperti yang dapat di lihat, terdapat berbagai poin-poin dan juga kesimpulan dari dampak kebiasaan baik dalam buku ā€œBerani Tidak Disukaiā€ karya Ichiro Kishimi Dan Fumitake Koga. Akan membawa kita pembacanya dalam penerimaan diri sendiri dan tidak mementingan ekspektasi orang lain. Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga akan menjabarkan hal-hal untuk menerima diri kita sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri tanpa harus menjadi orang lain apalagi membuang diri kita sendiri demi menjadi orang lain untuk menuju kebahagiaan adalah hal yang sangat keliru. Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai buku ā€œBerani Tidak Disukaiā€ karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga ini maupun buku-buku bergenre self improvement, kalian dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia yang pastinya mudah dipahami dan kaya akan informasi. Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu membantu Grameds. Semoga bermanfaat! Dusta kehidupan yang terbesar dari semuanya adalah tidak hidup di sini pada saat ini. Buanglah dusta kehidupanmu, dan tanpa merasa takut, arahkanlah lampu sorot yang terang benderang itu pada hidupmu di sini saat ini. Itu adalah sesuatu yang bisa kau lakukan. hlm. 306 Mungkin ini fenomena yang banyak terjadi di Jepang Hikikomori semacam mengisolasi diri di kamar. Semua kegiatan dilakukan di kamar makan, baca buku/ komik, nonton film. Tahun 2016 saja, di Jepang ada sekitar 541 ribu orang yang terkena sindrom hikikomori, berkisar antara umur 15-39 tahun. Bahkan 35 persennya sudah mengalami ansos selama 7 tahun. Waduh… Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah dia dianiaya oleh orangtuanya dan tumbuh dewasa tanpa pernah merasakan kasih sayang. Karena itulah dia takut berinteraksi dengan orang dan karena itulah dia tidak bisa keluar. Faktor lainnya adalah tekanan hidup. Luka batin seseorang trauma menyebabkan ketidakbahagiaannya saat ini. Di buku ini ada selipan pentingnya membaca. Kita membaca buku baru dan memperoleh pengetahuan baru. Pada dasarnya, kita terus-menerus mengumpulkan pengetahuan. Semakin banyak dibaca, semakin meningkat pula pengetahuan yang didapat. Kita menemukan konsep-konsep baru tentang nilai, dan bagi kita, tampaknya hal itu akan mengubah kita. Tapi sebenarnya tak peduli seberapa banyak apa pun pengetahuan yang kita peroleh, watak atau pribadi kita pada dasarnya tidak akan berubah. Kalau pondasi kita bengkok, semua yang kita pelajari sia-sia. Ya, seluruh pengetahuan yang kita peroleh akan runtuh di sekeliling kita. Jadi, kita tidak bisa berubah karena kita sendiri terus berulang kali membuat keputusan untuk tidak berubah. Kita tidak cukup berani untuk memilih gaya hidup baru. Dengan kata lain, kita tidak cukup berani untuk menjadi bahagia, dan itulah sebabnya kita tidak bahagia. Gaya hidup bukanlah sesuatu yang ada sejak lahir, tapi pilihan kita sendiri, kita pasti bisa memilihnya lagi dari awal. Saat ini kita tidak bisa merasakan kebahagiaan sejati. Kita mendapati hidup ini sulit, bahkan berharap bisa terlahir kembali sebagai orang yang bahagia. Tapi kita sekarang tidak bahagia karena kita sendirilah yang memilih untuk menjadi tidak bahagia’. Bukan karena kita tidak dilahirkan di bawah bintang kesialan. Kita tidak memiliki kepercayaan dan selalu pesismistis terhadap segala hal. Dan kurasa kita terlalu canggung karena mengkhawatirkan pandangan orang lain dan hidup dengan rasa tidak percaya diri yang berkelanjutan kepada orang lain. Kita tidak pernah bersikap wajar; selalu ada sesuatu yang dibuat-buat dalam perkataan dan tindakan kita. Jangan mengelak. Menjadi apa adanya diriku’ dengan segala kekurangan kita adalah kebajikan yang berharga. Dengan kata lain, sesuatu yang menguntungkan bagi kita. Kita mungkin takut dicela siapa diri kita. Sulit mengakuinya, tapi kita benar. Kesendirian tidak membuat kita merasa kesepian. Kesepian adalah mengetahui bahwa ada orang lain, masyarakat, dan komunitas di sekitarmu, namun merasa benar-benar dikecualikan oleh mereka. Untuk merasa kesepian, kita perlu orang lain. Artinya, hanya dalam konteks sosial seseorang menjadi individu’. Nah, poin dari buku ini seperti judulnya bahwa tidak ingin dibenci’ barangkali adalah tugas kita, tapi apakah orang ini atau orang itu tidak menyukai kita atau tidak bukanlah tugas kita. Sekalipun ada seseorang yang tidak berpikir baik tentang kita, kita tidak bisa mengintervensinya. Ibarat wajar kalau seseorang berupaya membawa seekor kuda ke air. Tapi apakah kuda itu minum atau tidak, itu bukan tugasnya. Keberanian untuk bahagia juga mencakup keberanian untuk tidak disukai. Ketika kita sudah memperoleh keberanian ini, seluruh hubungan interpersonal kita akan segera berubah menjadi sesuatu yang ringan. Pesan moral dari buku ini adalah jika seseorang hidup dengan cara memuaskan ekspetasi orang lain, dan memercayakan hidup pada orang lain, itu adalah cara hidup orang yang sedang mendustai diri sendiri, dan dia memperpanjang dustanya pada orang-orang di sekitarnya. Jadi mulai sekarang, harus berani tidak disukai! šŸ˜‰ Beberapa kalimat favorit dalam buku ini Saat ini, dunia terlihat lebih rumit dan misterius bagimu, tapi jika engkau berubah, dunia ini akan terlihat lebih sederhana. Persoalannya bukanlah tentang bagaimana dunia ini, tapi tentang bagaimana engkau. hlm. xix Manusia tidak bisa berubah. Dan di waktu yang sama, engkau berharap bisa berubah. hlm. xx Yang penting bukanlah dengan apa seorang dilahirkan, namun bagaimana dia memanfaatkannya. hlm. 31 Kalau hidup ini seperti mendaki gunung untuk sampai ke puncak, pada akhirnya sebagian besar hidup kita adalah dalam perjalanan’. hlm. 291 Hidup adalah rangkaian momen. hlm. 291 Banyak selipan sindiran halus dalam buku ini Bukan dunia yang rumit. Tapi kaulah yang membuat dunia ini rumit. hlm. xviii Tidak ada seorang pun diantara kita yang tinggal di dunia yang objektif, melainkan di dunia yang kita maknai secara subjektif. hlm. xviii Manusia tidak digerakkan oleh pencetus di masa lalunya, namun bergerak menuju tujuan yang mereka tetapkan sendiri. hlm. 23 Kita tidak bisa mengubah masa lalu, dan itulah sebabnya hidup ini begitu sulit. hlm. 22 Kalau kau tidak bisa benar-benar merasa bahagia, jelas ada yang tidak beres dengan keadaanmu saat ini. kau harus terus melangkah dan tidak berhenti. hlm. 30 Kau sekarang tidak bahagia karena kau sendirilah yang memilih untuk menjadi tidak bahagia. hlm. 33 Manusia selalu memilih untuk tidak berubah. hlm. 36 Manusia dapat berubah sewaktu-waktu, tanpa memandang lingkungannya. Kau tidak bisa berubah hanya karena kau mengambil keputusan untuk tidak berubah. hlm. 40 Mengakuinya adalah sikap yang baik. Tapi jangan lupa, pada dasarnya mustahil untuk tidak terluka dalam hubungannya dengan orang lain. hlm. 57 Yang bisa dilakukan seorang manusia untuk menyingkirkan masalahnya hanyalah menjalani hidupnya seorang diri di alam semesta ini. hlm. 57 Kita tidak bisa mengubah fakta objektif. Tapi penafsiran subjektif bisa diubah sesering yang kita inginkan. Dan kita menghuni alam subjektivitas. hlm. 66 Kalau seseorang benar-benar yakin pada dirinya sendiri, dia tidak merasa perlu berbangga. hlm. 78 Kita akan selalu membandingkan diri dengan orang lain, tak peduli bagaimanapun keadaannya. Justru dari situlah perasaan inferior kita muncul, bukan? hlm. 84 Fakta bahwa engkaulah yang memutuskan gaya hidupmu, bukan orang lain. hlm. 120 Meskipun engkau sedang menghindari tugas-tugas kehidupanmu dan melekat pada dusta kehidupanmu, ini tidak terjadi karena dirimu dipenuhi dengan kejahatan. hlm. 121 Jangan hidup demi memenuhi ekspetasi orang lain. hlm. 133 Engkau tidak hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain. Kita tidak perlu memuaskan ekspetasi orang lain. hlm. 135 Seseorang harus mendapatkan pengakuan, atau dia akan menderita. Jika tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain dan dari orangtuanya, dia tidak akan memiliki keyakinan pada diri sendiri. Apakah itu hidup yang sehat? hlm. 137 Tidaklah terlalu sulit mengukur apa yang diharapkan orang lain pada diri seseorang, atau peran seperti apa yang sedang dituntut darinya. Hidup sesuka hati, di pihak lain, sangatlah sulit. hlm. 162 Tidak ada alasan apa pun yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh menjalani hidupnya sesuka hati. hlm. 165 Dipuji membuat orang membangun keyakinan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. hlm. 217 Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada yang namanya orang dengan skor seratus persen. hlm. 248 Bagi manusia, ketidakbahagiaan terbesar adalah tidak mampu menyukai diri sendiri. hlm. 277 Hidup terdiri dari serangkaian momen, tanpa masa lalu dan masa depan. Kau berusaha memberikan jalan keluar bagi dirimu sendiri dengan berfokus pada masa lalu dan masa depan. Apa yang terjadi di masa lalu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu yang ada di sini saat ini, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan bukanlah hal yang diperlu dipikirkan di sini pada saat ini. hlm. 300 Keterangan Buku Judul Berani Tidak Disukai Penulis Ichiro Kishimi & Fumitake Koga Penerjemah Agnes Cynthia Perwajahan isi Mulyono Perwajahan sampul Suprianto Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Terbit November 2019 Cetakan kedua Tebal 323 hlm. ISBN 978-602-06-3321-3 Published by luckty Aku ingin menjadi seperti tanaman lembut dan segar. Dari arah manapun angin menerpa, ia lentur, kuat dan ketika angin tenang, ia tegak dan lurus kembali. Demikian pula seandainya aku ditimpa musibah aku akan mencoba bersabar hingga Tuhan akan menghilangkan kesukaran-kesukaran dari diriku. Namun, aku tak ingin seperti pohon cemara yang tegak dan keras hingga Tuhan menumbangkannya kapanpun Dia menginginkannya. View all posts by luckty Membaca buku ini benar-benar menggugahku. Banyak pesan moral di dalamnya, bahasanyajuga mudah dipahami. Sebelum aku berbagi kutipan favoritku, berikut spesifikasi Berani Tidak DisukaiPenulis Ichiro Kishimi dan Fumitake KogaTanggal Rilis 08 Oktober 2019Dan.. ini dia kutipan favoritku yang bagiku menggugah dalam buku "Berani Tidak Disukai"Saat ini, kau tidak bisa merasa benar-benar bahagia. Ini karena kau belum belajar mencintai dirimu sendiri. Hal. 29Ketika mencoba mengubah gaya hidup, keberanian kita diuji. Ada rasa cemas yang dihasilkan dari perubahan, dan rasa kecewa yang mengirim keputusan untuk tidak berubah. Hal 41Adler mengatakan "yang bisa dilakukan seorang manusia untuk menyingkirkan masalahnya hanyalah menjalani hidupnya seorang diri di alam semesta ini." Hal 57Tidak ada yang dinamakan kekhawatiran yang benar-benar didefinisikan oleh individu; yang dinamakan kekhawatiran internal itu tidak ada. Selalu ada bayang-bayang orang lain di balik setiap kekhawatiran yang mungkin timbul. hal 60Kompleks inferioritas, di sisi lain, merujuk pada kondisi yang mulai menjadikan perasaan inferiornya sebagai alasan. hal 72Kita, secara positif, perlu mengakui kenyataan bahwa orang lain berbeda dari kita. Dan bahwa kita setara, tapi tidak sama. hal 84Saat kau sungguh-sungguh bisa merasakan bahwa "manusia adalah kawan seperjuanganku", caramu memandang dunia ini akan berubah sepenuhnya. Kau tidak akan lagi menganggap dunia ibu sebagai tempat yang berbahaya atau dihantui kebimbangan yang tidak perlu; dunia ini akan menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagimu. Dan masalah-masalah dalam hubungan interpersonal akan berkurang drastis. Hal 93Adler membuat tiga kategori hubungan interpersonal yang timbul dari proses tersebut. Dia menyebutnya sebagai "tugas untuk bekerja" "tugas untuk berteman" dan "tugas untuk mencintai", dan semuanya disebut sekaligus sebagai "tugas-tugas kehidupan". Hal 107Banyak orang berpikir, semakin banyak teman yang kaumiliki semakin baik, tapi aku tidak begitu yakin dengan hal itu. Tidak ada nilai yang bisa didapatkan dari jumlah teman atau kenalan yang kaumiliki. hal 112Begini, orang adalah makhluk yang luar biasa egois, yang mampu menemukan sebanyak apapun kekurangan dan cacat dalam diri orang lain tiap kali mereka menghendakinya. Hal 118Yang penting bukanlah apa yang menyertai seseorang sejak lahir, tapi bagaimana orang itu memanfaatkannya. Hal 122Dan tolong ingat ini kalau engkau tidak hidup untuk memuaskan ekspektasi orang lain, begitu juga orang lain tidak hidup untuk memuaskan ekspektasimu.Hal 136Ada cara sederhana untuk mengetahui tugas siapa itu. Pikirkan, siapa yang nanti akan menerima hasil akhir yang muncul akibat pilihan yang diambil? Hal 142Ada pepatah yang berkata "Engkau bisa membawa seekor kuda ke air, tapi tidak bisa memaksanya minum." hal 143.Engkau mengkhawatirkan pandangan orang tentang dirimu. Engkau khawatir akan dihakimi oleh orang lain. Itulah sebabnya engkau terus menerus mendambakan pengakuan dari orang lain. Hal 150Seseorang harus siap memberikan pertolongan saat dibutuhkan, tapi tidak melanggar teritori orang lain. Penting untuk mempertahankan jarak yang cukup untuk ini. hal 157Mungkin ada orang yang tidak berpikir baik tentang dirimu. Itu bukanlah tugasmu. Seseorang bisa bergerak maju tanpa mencemaskan kemungkinan untuk dibenci. Hal 170Ketika kamu terbelenggu hasrat untuk disukai, kartu penentu dalam hubungan interpersonalnya selalu ada di tangan orang lain. Hal 176Individu adalah unit terkecil yang mungkin ada dan karenanya tidak biaa dibagi-bagi lebih jau. Adler menantang segala jenis sistem nilai dualistik yang memperlakukan pikiran sebagai sesuatu yang terpisah dari tubuh. Hal 182Cara hidup ketika seseorang terus menerus dibuat susah oleh cara orang lain memandangnya adalah gaya hidup yang mementingkan diri sendiri, dengan kepedulian orang semata-mata terletak pada "aku". Hal 193Dalam teori psikologi Adler, perasaan memiliki adalah sesuatu yang hanya dapat diraih seseorang dengan berkomitmen aktif terhadap masyarakat atas kemauannya sendiri bukan dengan sekadar hadir. Hal 198Dalam pandangan Adler, "Hanya ketika seseorang mampu merasakan dirinya berhargalah dia bisa memiliki keberanian." Hal 221Kita perlu melihat orang lain bukan pada level "tindakannya" tapi pada "keberadaannya". Tanpa menilai apakah orang lain sudah melakukan sesuatu atau tidak, seseorang bersyukur karena mereka ada, karena keberadaan itu sendiri, dan mengarahkan perhatian pada hal itu dengan penuh rasa syukur. Hal 225Beralih dari melekat pada diri sendiri kepentingan diri sendiri ke kepedulian terhadap orang lain kepentingan sosial, dan memperoleh perasaan sosial. Tiga hal diperlukan di titik ini "penerimaan diri", "keyakinan pada orang lain" dan "kontribusi terhadap orang lain". Hal 246Dan untuk bisa melihat mereka sebagai kawan perjuangan, dia membutuhkan penerimaan diri serta keyakinan pada diri orang lain. Hal 259"Kerja" tidak berarti memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan. Bekerja di rumah, membesarkan anak, berkontribusi terhadap masyarakat setempat, hobi, dan segala macam hal lain adalah "kerja". Hal 272Seseorang yang terobsesi dengan hasrat untuk disukai, belum memiliki perasaan sosial, dan belum berhasil meraih penerimaan diri, menaruh keyakinan pada orang lain atau berkontribusi bagi orang lain. Hal 280Hidup adalah serangkaian momen yang disebut "saat ini". Kita hanya bisa hidup disini pada saat ini. Hal 293Dusta kehidupan yang terbesar dari semuanya adalah tidak hidup disini pada saat ini. Hal 306Kita membutuhkan bintang penuntun dalam hidup. Itu adalah kontribusi bagi orang lain. Hal 310Tertarik membaca buku ini? Buku self-development yang mengubah pandangan terhadap dunia dan diri kita Berani Tidak Disukai atau The Courage to be Disliked oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga Dikenal global dengan judul ā€œThe Discourage to be Disliked How to Free Yourself, Change Your Life and Achieve Real Happinessā€. Merupakan buku terbitan pertama tahun 2013 karya penulis Jepang Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga yang menyajikan pengamatan pandangan psikologis pada abad ke-19 oleh Alfred Adler, seorang psikolog pemuka awal psikologis individual. Mungkin beberapa dari kalian yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi atau memiliki minat terhadap topik tersebut familiar dengan Adler. Tapi saya selaku awam baru kali ini –melalui buku ini- menemui nama tersebut. Buku best seller dan memiliki rating tinggi di situs ulasan buku ini menyajikan perbandingan antara pandangan psikologi Freud dan Jung dengan teori Adler dimana mayoritas manusia lebih memahami dan meyakini pemahaman psikologi Freud dan Jung dengan teori hubungan sebab akibat. Sedangkan Adler sangat menegaskan teori teleologi berpegang pada tujuan. Penyajian topik tersebut dikemas dalam percakapan antara pemuda dan filsuf yang saling membedah pendapat satu sama lain. Apa maksudnya? Jadi, disadari atau tidak kita pasti lebih umum dengan pernyataan sebab akibat akan kehidupan kita, apa yang terjadi pada saat ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu. Trauma, kegagalan, keberhasilan, dan lain-lain terjadi dengan adanya sebab. Saya pribadi setuju dengan hal tersebut, namun berbeda dengan teori Adler. Buku ini menuliskan dengan rinci sebagaimana Adler menekankan bahwa hal-hal tersebut tidak berkaitan dengan sebab akibat melainkan tujuan. Kita harus fokus pada tujuan yang ingin kita raih sehingga kita harus hidup dengan baik dan berusaha maksimal pada saat ini, detik ini, demi tercapainya tujuan. Pemaparan disampaikan sangat jelas karena banyaknya contoh sehari-hari tentang perilaku maupun kejadian yang sering kita jumpai. Terdapat solusi dan kupasan yang membuat kita memahami dan dapat mempelajari bagaimana cara menyederhanakan masalah-masalah tersebut. Meskipun banyak bertolak belakang dengan pandangan kebanyakan orang –dan saya sendiri-, pemaparan oleh sang filsuf selalu masuk akal, membuat saya dalam hati pun tidak dapat mengelak. Banyak sih bagian dimana saya merasa ā€œhah bagaimana bisa?ā€. Setelah membaca buku ini, ada keinginan untuk melakukan pembenahan diri supaya menganggap hidup ini lebih sederhana. Seperti apa yang dirasakan sang pemuda dalam buku, keinginan menentang gagasan, munculnya pertanyaan, dan rasa tertegun sambil evaluasi diri kerap saya rasakan. Karena semua hal tersebut dapat dijawab di buku ini, saya jadi merasa mendapat jawaban di waktu yang sama. Sulit memang jika kita ingin mengikuti self-developing ala buku ini karena pernyataan-penyataan yang cukup uncommon, tapi semua bisa dicerna oleh nalar. Penulis menyadarkan bahwa rumitnya hidup yang kita jalani bisa berubah karena pada dasarnya semua aspek kehidupan bermuara pada hubungan interpersonal antar-orang. Dengan mengetahui batasan-batasan ā€œintervensiā€ kehidupan orang lain, kita akan lebih fokus pada tujuan hidup kita dan hidup di masa kini dengan maksimal –tidak terbayang-bayang oleh masa lalu maupun kecemasan masa depan. Dengan adanya batasan tersebut, kita jadi paham bahwa tidak disukai orang lain adalah hal lumrah, kita tidak bisa membuat semua orang selalu menyukai kita. Dan hal tersebut tidaklah salah. Selama tugas kita sebagai manusia sudah terlaksana dalam jalan yang baik, ketidaksukaan orang lain bukanlah hal yang menjadi tanggung jawab kita. Buku ini sangat tepat untuk kalian yang merasa kurang percaya diri karena pengaruh orang lain. Karena saya sendiri pun mulai membacanya di saat beberapa hal yang saya kerjakan menimbulkan ketidaksukaan orang lain terhadap diri saya. Dan alasan pribadinya sih karena salah satu idola saya merekomendasikan buku ini hahaha. Namun tiada penyesalan setelah membacanya. Karena penyajian masalah, solusi, dan penjelasan dimulai dari topik paling dasar hingga umum, maka menjadi mudah lah para pembaca memahami alur buku ini. Selain menambah pengetahuan untuk self-developing, saya juga memperkaya pengetahuan umum mengenai psikologi dan lain-lain. Pembahasannya menggunakan masalah sehari-hari, ini sangat memudahkan kita untuk mencoba gagasan Adler. Kalau bahasa masa kininya sih relatable banget. kutipan quotes dari buku Berani Tidak Disukai atau The Courage to be Disliked oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga Banyak banget nih quotes atau kata-kata dari buku ini yang kelewat tepat sasaran dengan kehidupan kita. Ingin mengutip.. tapi terlalu banyak yang menjadi favorit saya. Salah satu bahasan yang sangat saya suka adalah disinggungnya masalah ā€œkompleks superioritasā€ yaitu perilaku dimana orang merasa dirinya superior atau lebih tepatnya membuat dirinya superior dan berujung tinggal pada kenikmatan superior yang semu. Pada tahap ini orang memamerkan hal-hal tertentu walaupun sebenarnya ia cenderung tidak memiliki atau tidak mengetahui banyak hal. Fenomena ini sangat banyak kita temui terutama melalui sosial media. Maka dengan ini saya menyimpulkan ulasan atau review untuk buku ā€œBerani Tidak Disukaiā€ mendapat skor Jika kalian tertarik pada tema pembahasannya, saya sangat merekomendasikan untuk membeli dan segera membacanya. Ingat, beli dari toko buku official dan hindari bajakan untuk menghargai penulis ya! ā€œHarus ada yang mulai. Orang lain mungkin tidak bersikap kooperatif, tapi itu tidak ada kaitannya dengan engkau. Nasihatku, adalah ini Kau harus mulai. Tanpa memandang apakah orang lain kooperatif atau tidak.ā€ā€“Adler, dikutip dari buku Berani Tidak Disukai oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Khairianti SyahputriJakarta, 10 Desember 2020

review buku berani tidak disukai